Wakil Menteri BUMN II: Manfaatkan Tren Digitalisasi untuk Terus Berkembang

Indonesia berpotensi menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Dengan ekonomi digital yang diproyeksikan tumbuh hingga Rp 4.500 triliun pada 2030, Indonesia memiliki potensi dan sumber daya yang sangat besar untuk menjadi negara digital ekonomi yang terdepan. Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, BUMN harus memanfaatkan momentum tren digitalisasi ini dengan membangun ekosistem digital agar bisa terus berkembang.

“Di sektor perbankan, kami melakukan inovasi melalui Livin’ by Mandiri, sebuah super app yang tidak hanya untuk transaksi perbankan tetapi juga bisa untuk membeli tiket pesawat, booking hotel, kereta api dan lain lain. Indonesia bisa menciptakan ekosistem digital melalui super app. Untuk hal ini, kita boleh dibilang lebih maju dari negara lain,” kata Kartika saat menjadi pembicara dalam SOE International Conference di sesi diskusi panel II dengan tema Economic Transformation through Digitalization: Impact to Nation’s Trade & Investment di Nusa Dua Bali, Senin (17/10/2022). Kementerian BUMN menyelenggarakan SOE International Conference: Driving Sustainable and Inclusive Growth pada 17 18 Oktober 2022 di Nusa Dua, Bali. Event ini bagian dari Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) Road to G20. SOE International Conference diselenggarakan sebagai komitmen pemerintah untuk mendukung implementasi aspek Environment, Social, and Governance (ESG) dan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya di sektor kesehatan, inklusi keuangan, transformasi digital, dan transisi energi.

Kartika menambahkan, Indonesia termasuk negara yang cepat dalam melakukan adopsi digital di masa pandemi. Saat ini, sudah semakin banyak warga Indonesia yang terbiasa memakai gawai dan juga belanja di e commerce. Karena itu, pemerintah akan mendorong tren digitalisasi ini ke sektor industri. "Kami sudah melihat upaya Telkom membangun BTS di daerah terpencil sebagai upaya untuk membuka akses telekomunikasi. Ini merupakan investasi di sektor back end. Hal ini tentunya bertujuan untuk menciptakan ekosistem digital yang semakin merata di seluruh Indonesia,” jelas Kartika. Kartika menambahkan, Telkom juga melakukan adopsi digital di masa pandemi dengan membuat aplikasi PeduliLindungi.

Aplikasi ini bisa melacak orang yang positif Covid 19 dan terbukti sangat efektif. Adopsi digital yang dilakukan oleh Telkom dengan PeduliLindungi dan Mandiri dengan Livin’ merupakan bagian dari transformasi BUMN dan harus ditiru oleh BUMN lain untuk terus tumbuh berkembang. Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan, sejak 2019 Kementerian BUMN telah melakukan transformasi terhadap BUMN. Saat ini, proses transformasi BUMN sudah mencapai 80 persen. Dalam 1,5 tahun ke depan, proses transformasi BUMN diharapkan sudah bisa mencapai 100 persen.

Erick Thohir mengungkapkan, dalam 3,5 tahun terakhir, pemasukan BUMN meningkat 18,8 persen menjadi Rp2.295 triliun dan keuntungan konsolidasi melonjak 838 persen menjadi Rp124,7 triliun. CEO China International Capital Corporation Singapore Stephen Ng mengatakan, ekonomi digital China terus meningkat. Pada 2012 2021, skala ekonomi digital China naik dari 1,5 triliun USD menjadi 7 triliun USD. “Pemerintah China berkomitmen terhadap pengembangan ekonomi digital dengan membuat rencana 5 tahun yaitu 2021 2025. Fokus utamanya adalah membangun jaringan telekomunikasi, sistem data nasional hingga sumber daya digital,” ujar Stephen.

Selain itu, BUMN di China juga mempunyai peranan penting dalam meningkatkan ekonomi digital dengan cara membangun pusat data serta internet 5G. Presiden Microsoft Asia Ahmed Mazani menambahkan Microsoft mempunyai tanggung jawab untuk membantu negara di seluruh dunia dalam beradaptasi dengan digital. Ahmed memuji pemerintah Indonesia yang dianggap bisa mempercepat proses adopsi digital di masa pandemi.

Global Head Technology, Media & Telecommunication Boston Consulting Group Vaishali Rastogi mengatakan, adaptasi digital meningkat 20 sampai 30 persen di masa pandemi. Ini membuktikan bahwa terjadi perubahan yang masif dari praktik konvensional ke digital. “Vietnam, Thailand, dan Indonesia jauh lebih maju dalam melakukan adaptasi digital. UMKM sudah melakukan transaksi secara digital dengan menjual barang melalui e commerce dan juga pembayaran secara digital,” jelas Vaishali.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Dikabarkan Batal Menikah, Ochi Rosdiana Pasrah Ditanya Soal Rencana Menikah Muda
Next post Bayi Empat Bulan Dibanting ke Lantai, Kepala Luka Parah dan Langsung Meninggal